Rabu, 20 April 2011

Sosok orang yang takan terlupa..

Selasa 19 April pagi saat kami sedang membereskan tenda setelah semalam kami bermukim di depan curug dua orang datang. Seorang diantaranya memakai sweeter kuning dan sendal jepit. Ia tersenyum dan kamipun ikut tertawa.
Namun hari itu kami membuat ia sangat marah dan kecewa. 
Bermula dari keegoisan kami yang sangat lelah berjalan sampai-sampai meninggalkan seorang teman kami ditinggal sementara kami enak naik truk yang baru saja lewat. Setelah sampai terminal barulah kita sadar, dan pikiran yang terlintas hanyalah dua, yaitu 1. dimanakah teman kami?, 2. wah pasti ieu mah beunang carek!
Syukur akhinya teman kami ditemukan di sebuah warung yang sedang meminum es dingin (pertanyaan 1 terjawab). Nah setelah itu terjawab pekiran kita yang kedua. "kalian semua goblok masa temen kamu ditinggalin", ia berteriak. Kami tidak bisa berkata apa-apa karena semua alasan untuk mengelak sudah diketahui olehnya. Saat itulah pertama kalinya ia marah didepan angkatan saya, namun perkiraan saya dan rekan saya yang sepertinya akan kena gampar tak terjadi. Dan kamipun akhirnya pulang ke Bandung dengan rasa bersalah.
Seperti itulah kiranya kronologinya.

Dan yang dapat saya ambil bahwa "semarah apapun kamu jangan sampai kau dikendalikan oleh amarahmu!".

Sebuah persembahan dan permintaan maaf kepada lelaki berkaca mata yang selalu tersenyum. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar